Apakah
Dia Pria yang Tepat Untuk Dinikahi? Pertanyaan ini tentunya pernah
muncul di benak seorang wanita tulen. Pernikahan merupakan puncak suatu
hubungan serius antara dua insan yang saling jatuh cinta. Cinta sejati,
bagi sebagian orang mungkin merupakan suatu definisi yang abstrak karena
hanya bisa dirasakan secara relatif bagi orang itu. Seperti apakah
cinta sejati, apakah cinta yang saya rasakan padanya merupakan cinta
sejati, atau apakah cowok saya sekarang merupakan cinta sejati saya.
Kita tidak dapat mendefinisikan cinta sejati itu seperti apa secara
umum. Bagi kita yang belum beruntung merasakan secara murni seperti apa
cinta sejati itu, kita perlu menetapkan beberapa poin dasar yang harus
dipenuhi agar dapat menetapkan bahwa dia adalah pria yang tepat.
Jika
definisi atau pengartian cinta sejati itu masih tarasa abstrak bagi
kita, mungkin kita dapat menganalisisnya melalui jalan perbandingan atau
komparasi. Kita bisa membandingkan ciri-ciri atau perasaan yang kita
alami saat ini, saat kita menjalin hubungan bersamanya dengan beberapa
poin dasar yang bisa dijadikan acuan. Pada tulisan singakat ini, dibahas
poin-poin terpenting untuk diperhitungkan agar kita bisa yakin dia
adalah pria yang tepat, yang benar-benar bisa melengkapi sisa hidup kita
dalam suatu ikatan perkawinan yang suci, menyenangkan dan langgeng
hingga akhir hayat. Poin-poin berikut diambil dari berbagai sumber
seperti tulisan, wawancara, dan siaran interaktif. Kita mulai dari poin
yang pertama, yang merupakan poin paling mendasar dan penting untuk
melakukan perbandingan apakah si dia merupakan pria yang tepat untuk
kita jadikan pendamping hidup.
1. Punya Landasan Spiritual yang Bagus dan Kuat
Poin yang pertama adalah si pria
hendaknya memiliki landasan spiritual yang bagus dan kuat. Poin ini
dijadikan poin yang pertama karena merupakan poin terpenting yang
nantinya akan banyak mempengaruhi poin-poin selanjutnya. Seorang pria
yang memiliki pengetahuan spiritual yang menyeluruh dan mantap merupakan
orang cerdas. Pengetahuan spiritual yang dimaksud adalah pengetahuan
tentang hal-hal yang bersifat rohani, baik dan penuh kasih. Suatu
pengetahuan yang menerangi masalah-masalah hidup paling mendasar sebagai
seorang manusia. Dengan memiliki landasan atau pengetahuan spiritual
yang kuat, maka si pria dapat dengan mudah melampau berbagai masalah dan
goncangan kehidupan berumah tangga.
Seorang
suami dalam sebuah keluarga, merupakan seorang pemimpin utama. Seorang
suami juga diibaratkan sebagai nahkoda kapal. Nahkoda kapal yang tangguh
dan cerdas akan mampu membawa kapal yang ia pimpin berlayar dengan
damai mengarungi samudera luas hingga ke pelabuhan tujuan. Begitu pula,
seorang suami yang cerdas dan mantap secara spiritual, tidak hanya akan
menyediakan kesejahteraan dan perlindungan secara material bagi anggota
keluarganya, namun juga akan mampu membimbing mereka untuk mencapai
tujuan hidup yang paling utama.
Pria
yang mengetahui dengan pasti bahwa terdapat kekuatan yang lebih besar
melampaui dirinya, suatu kekuatan atau pribadi maha besar yang merupakan
sumber segala sesuatu baik yang terlihat maupun tidak terlihat akan
memiliki pegangan dan pijakan yang kuat dan kokoh dalam menghadapi
berbagai masalah. Pria yang memahami dan meyakini hal itu adalah pribadi
yang cerdas dan lembut. Sebab, dia memiliki kesadaran terhadap adanya false ego
atau keakuan palsu dalam dirinya dan meyakini pribadi asli yang maha
agung sebagai sebab segala sebab. Pria yang sadar akan posisi dirinya
sendiri juga bersikap lembut dan baik terhadap orang lain. Dia
menghormati orang lain dan menghargai orang lain sebagaimana dia sadar
akan posisi orang lain yang sebenarnya.
Sebaliknya, seorang ateis, atau pria yang tidak mengakui adanya kekuatan
besar yang melebihi dirinya, dengan kata lain yang tidak memercayai
eksistensi Tuhan adalah orang bodoh. Orang-orang yang tidak bertuhan
merupakan orang-orang berbahaya. Mereka memiliki keakuan palsu yang amat
besar, sangat rentan dan tidak terduga saat dalam posisi yang tidak
menguntungkannya. Memilih pasangan hidup yang berasal dari kalangan
orang-orang semacam itu adalah kesalahan fatal. Meskipun orang-orang
ateis yang berpandangan materialis mungkin memiliki beberapa kualitas
menarik seperti kekayaan yang melimpah dan kerupawanan, hal-hal duniawi
tersebut tidak akan menjamin kebahagiaan yang didambakan dalam kehidupan
berumah tangga. Pria semacam itu terlalu terbawa oleh tarikan
indera-inderanya yang kuat dan minta selalu dipuaskan namun tak pernah
puas, mempengaruhi pikiran dan menghilangkan kecerdasannya untuk dapat
membimbing, melindungi dan mensejahterakan keluarganya.
2. Berani Monogami Bahkan Sebelum Ada Status
Sesuatu
yang murni adalah sesuatu yang orisinal atau asli. Jika seorang pria
memiliki perasaan yang "murni dan asli" terhadap seseorang, maka dia
tidak akan memiliki minat terhadap orang lain semurni minat yang ia
miliki terhadap orang yang ia cintai. Pria yang berani bermonogami
meskipun masih belum terdapat status yang mengikat diantara mereka
adalah pria yang layak untuk dinikahi. Sebab, untuk bisa melakukan hal
itu sangatlah sulit, apabila si pria tidak memiliki kedalaman cinta yang
murni dan asli.
Sebagai contoh, apabila kita akan melamar kerja
disuatu perusahaan yang sangat kita dambakan, tentunya kita akan
mengerahkan seluruh sumber daya yang kita miliki untuk dapat mencapai
impian tersebut. Pekerjaan disini adalah pekerjaan yang profesional, dan
menyenangkan kita, hanya ada satu tidak ada yang lain. Hasil yang
ditunggu adalah pasti antara diterima dan tidak diterima. Tentunya,
apabila kondisinya seperti itu kita tidak akan bermain-main dengan
proses seleksinya dengan cara melamar dibanyak tempat lain. Kita punya
totalitas besar untuk berusaha pada proses seleksinya hingga keputusan
diterima dan tidak diterima muncul.
Begitu pula, saat seorang pria berani melakukan monogami meskipun belum
terdapat status yang pasti diantara mereka adalah seorang pria yang
pemberani, punya totalitas dan tetap pendirian. Tidak banyak pria mampu
melakukan hal semacam ini, kebanyakan pria akan lebih memilih egonya dan
berusaha untuk bermain aman demi kebaikannya sendiri. Pria semacam itu
tidak memiliki kemurnian hati yang layak untuk dipertahankan. Tidak pula
memiliki kapasitas yang besar untuk merasakan ikatan cinta yang dalam
dengan kekasihnya.
3. Toleran Terhadap Kesalahan & Membalik Keadaan Menjadi Menyenangkan
Sebagai
seorang manusia, tentunya tidak ada pribadi yang sempurna. Semua
memiliki kelebihan dan kekurangan, jika tidak ada kekurangan maka tidak
ada kelebihan. Pria yang cerdas tentunya mengetahui adanya kekurangan
dalam dirinya juga diri pasangannya. Karena mengetahui fakta itu, pria
yang baik tentunya menjadi penuh toleransi dan berusaha untuk melengkapi
kekurangan yang dimiliki oleh pasangannya. Bahkan sejauh-jauhnya
kemampuan toleransi yang dimiliki si pria, dia dapat membalik keadaan
yang tidak menyenangkan menjadi menyenangkan.
Sebagai contoh,
mungkin terdapat beberapa tipe wanita yang sangat asli, atau dengan kata
lain sangat jujur terhadap apa yang ia rasakan. Keaslian dan
kepolosannya pada suatu waktu mungkin menyebabkan suatu kecanggungan
dalam suatu interaksi sosial. Sebagai seorang pria yang baik, tentunya
dia tidak akan menggunakan manipulasi rasa bersalah, atau entah
bagaimana melalui perkataan maupun tindakannya membuat si wanita merasa
bersalah atas ketidaktahuannya. Bahkan, lebih baik lagi si pria mungkin
bisa memutar keadaan menjadi terasa baik-baik saja dan bahkan cenderung take it easy.
Pria baik yang penuh toleransi, santai, dan mampu membimbing wanitanya
dalam ketidaktahuan bukannya memarahi atau mengabaikan wanitanya dalam
perjalanan hubungannya adalah pria yang layak untuk dinikahi.
4. Menarik Secara Fisik & Seksual
Poin
ini mungkin terlalu umum, namun sebenarnya merupakan salah satu poin
yang cukup penting. Banyak yang mungkin mengabaikan detil mengenai poin
ini dalam memilih pasangan untuk dinikahi. Poin ini menjadi poin yang
cukup berpengaruh, sebab selain dalam hal spiritual dan emosional
seperti poin sebelumnya, memiliki ketertarikan secara fisik dan
kecocokan secara seksual akan sangat membantu dalam menjaga bunga-bunga
api cinta dalam perjalanan pernikahan tetap bergelora.
Sebagai
contoh nyata, kita bisa merasakan atau membayangkan apakah kita memiliki
keinginan atau gairah untuk bisa selalu bersama dengannya. Saat memulai
hari hingga berakhirnya hari, setiap hari kita akan selalu dengannya.
Poin ini bukan bermaksud untuk membenarkan suatu prilaku hubungan
seksual tidak sah diluar pernikahan. Test drive dalam kaitannya
untuk mengetahui kecocokan yang merujuk ke suatu ikatan suci penuh
tanggung jawab tidaklah dibenarkan oleh seluruh otoritas rohani, moral,
maupun masyarakat yang berbudaya luhur. Untuk dapat memastikan apakah
kita memiliki ketertarikan secara fisik dan kecocokan secara seksual,
kita dapat merasakan tanda-tandanya melalui keseharian saat bersama
dengannya. Apabila terasa menyenangkan dan hangat, maka dia adalah
seorang yang cocok untuk dijadikan pendamping hidup.
Sebagai seorang manusia yang masih memiliki berbagai keinginan dan sifat
nafsu, poin ini hendaknya diperhatikan dengan teliti. Tentunya kita
tidak menginginkan pasangan yang loncat kesana-kemari demi mencari suatu
kepuasan semu yang nantinya berakibat fatal terhadap keseluruhan
keluarga yang kita bangun dengan susah payah. Pria yang terasa menarik
secara fisik dan terasa cocok secara seksual merupakan calon yang
membahagiakan.
5. Bisa Mengapresiasi Hal-Hal Kecil dengan Tulus
Sampai
pada poin kelima yang merupakan poin terakhir pada tulisan singkat
mengenai pria yang tepat untuk dinikahi, dia yang bisa menghargai dengan
tulus bahkan untuk hal-hal kecil yang kita lakukan untuknya adalah pria
yang sangat layak untuk dinikahi. Dalam taraf hubungan yang cemerlang,
mungkin ucapan seperti "makasi udah mau nemanin ke acara kantor", atau
mungkin sekedar "makasi uda dimasakin sayang" yang disampaikan dengan
tulus terasa lebih melumerkan ketimbang diberi emas satu kilo... Maka
dari itu pria yang berprilaku demikian secara alami, adalah pria yang
suamiable.
Pria yang menghargai wanitanya tentunya akan
mengapresiasi hal-hal kecil yang diberikan oleh si wanita, baik berupa
pelayanan ataupun sesuatu hal. Dia tidak akan sungkan untuk menyampaikan
ucapan terimakasih yang tulus atas apa yang diberikan. Jika hal-hal
kecil saja ia perhatikan, tentunya hal-hal besar yang lebih penting juga
tak akan luput dari perhatiannya. Sebagai seorang wanita, memiliki
pendamping yang sedemikian rupa tentunya menjadi sesuatu yang sangat
menyenangkan dan memuaskan untuk dijalani.
Nah, demikian beberapa poin dasar yang dapat dijadikan pembanding dalam
menjawab pertanyaan apakah dia pria yang tepat untuk dinikahi. Bagaimana
menurut mu? Apakah dia orang yang tepat? Jika ia, tunggu apa lagi!
Belum ada Komentar untuk "Apakah Kalian Bingung, Dia Pria yang Tepat Untuk Dinikahi Atau Tidak ?"
Posting Komentar