Seputar Mitos dan Fakta Tentang Bos Perempuan

Saat ini, bukan sesuatu yang aneh lagi melihat para perempuan berada dalam posisi puncak sebuah entitas bisnis atau perusahaan.  Lady bosses sudah sangat banyak ditemukan di berbagai sektor industri. Bahkan di industri yang notabene masih dianggap sebagai “ranah” laki-laki pun, kerap bermunculan perempuan yang berdiri di puncak pimpinan.

 Perempuan juga merasa  lelah, burnout, frustrasi, dan stres seperti laki-laki, tetapi perilaku perempuan di tempat kerja sering diperkuat oleh mitos bahwa mereka berada dalam kekuasaan hormon mereka. Ya, itu akan sulit untuk berurusan dengan bos wanita Anda jika dia stres, lelah dan frustrasi. Padahal kenyataannya, akan sama-sama sulit untuk berurusan dengan bos laki-laki dalam situasi yang sama.
Namun, dari semua pencapaian yang luar biasa itu, secara umum perempuan hingga saat ini masih berjuang dengan mitos, atau stereotype yang dicap oleh masyarakat sejak ia lahir di muka bumi ini.

Kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki memang harus terus diperjuangkan, terutama di belahan-belahan dunia yang masih kuat aroma patriarkinya. Karena biasanya stereotype atau mitos-mitos itu kebanyakan merugikan atau paling tidak menjadi penghalang bagi perempuan untuk bisa menuju puncak.

Mitos terhadap bos perempuan yang lazim ditemui di dunia kerja, kerap merugikan atau menjadi penghalang bagi para pekerja perempuan untuk mendaki puncak karir. Dan ketahuilah, penelitian telah membuktikan bahwa mitos-mitos ini sesungguhnya salah dan tidak punya dasar ilmiah.

Bos Perempuan itu sensitif dan pendendam

Stereotipe yang mengakar adalah perempuan mahluk emosional, dan laki-laki adalah mahluk rasional. Karena laki- laki dilekatkan dengan sifat ini, ia sering dianggap lebih pantas untuk berada di jajaran puncak. Sebab, berbeda dengan perempuan, mereka tidak akan mencampur-adukan emosi dalam mengambil keputusan.

Dampak dari stereotype semacam ini menyakitkan perempuan, sebab akan mudah sekali bagi perempuan untuk dicap mahluk emosional, saat ia mengungkapkan pendapatnya ia kerap tidak didengarkan argumen dan rasionalitasnya. Perempuan-perempuan yang vocal sering dicap “garang”.

Untuk mitos yang satu ini, telah ada banyak diskusi tentang  perilaku perempuan di tempat kerja yang sering dikaitkan dengan perubahan hormonal. Namun sayangnya sering diabaikan adalah bahwa laki-laki juga mengalami perubahan hormonal.

Perempuan juga merasa  lelah, burnout, frustrasi, dan stres seperti laki-laki, tetapi perilaku perempuan di tempat kerja sering diperkuat oleh mitos bahwa mereka berada dalam kekuasaan hormon mereka. Ya, itu akan sulit untuk berurusan dengan bos wanita Anda jika dia stres, lelah dan frustrasi. Padahal kenyataannya, akan sama-sama sulit untuk berurusan dengan bos laki-laki dalam situasi yang sama.

Iklan Atas

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah

loading...